Belajar Untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Untuk Hidup Belajar sepanjang hidup

Minggu, 16 Mei 2010

Gagal bukan akhir segalanya



Gagal bukan akhir segalanya
Pengumuman Ujian nasional (UN) baik tingkat SMA amaupun tingkat SMP sudah berlalu, banyak cerita - cerita menarik yang tergores pada pengumuman tersebut. Bagi siswa-siswi yang dinyatakan lulus sudah jelas terpancar wajah-wajah bahagia dari mereka. Disisi lain bagi yang dinyatakan mengulang tidak sedikit yang merasa depresi, sedih, stress, bahkan banyak juga diantar mereka yang berpikiran macan-macam tentang masa depanya. Tidak hanya siswa-siswinya orang tua juga dibuat tegang tentang UN ini. Bila diperhatikan maka dapat dilihat bahwah anak-anak tidak biasa gagal dalam hidup ini. Pada hal banyak orang bilang bahwa gagal itu sukses yang tertunda, tetapi ya tetap saja yang gagal merasa hidupnya berakhir, menangis siang malam meratapi nasipnya. Apakah harus seperti itu memandang kegagalan tersebut. Pada hal kalau kita pikikirkan secara mendalam, kesuksesan dan kegagalan itu merupakan dua hal yang tidak bias kita hindari dalam hidup. Seperti yang kita lihat dalam hidup ini banyak diciptakan oleh Tuhan yang berpasang pasangan, ada hidup ada mati, ada siang ada malam, ada baik ada buruk dan lain sebagainya. Begitu pula ada sukses ada juga gagal. Yang terpenting sebenarnya untuk duah hal tersebut ( sukses atau gagal) tergantung posisi kita bagaimana mensikapi hal tersebut. Jika kita sukses dalam UN ini jika benar-benar hasil yang kita capai dari UN merupakan hasil kerja keras kita , maka kita patut bersyukur berarti secara nasional maka kopetensi kita telah memadahi.Jika kita gagal kita juga seharusnya bersikap bahwak kita telah diingatkan oleh Tuhan bahwa kompetensi yang kita miliki belum mencapai target secara nasioanl, yang harus kita lakukan adalah bagaimana meingkatkan kompetensi tersebut, bukan terus-menerus meratapinya, menyesal boleh tetapi penyesalan tersebut sebagai media untuk berinstrokpeksi diri untuk perbaikan kedepanya. Saya bias mengatakan begitu karane apda tahun ini UN ini diadakan dua periode yaitui periode utama, dan periode ulangangan atau mengulang yang belum lulus. Jadi kesimpulanya kegagalan itu seharusnya menyadarkan kita untuk lebih meningkatkan kompetensi sehingga kita dimasa depan semaki kuta dalam menhhadapi tantangan. Banyak contoh-contoh orang terkenal yang dulunya sebenarnya pernah atau sering gagal dalam hidupnya. Sebagai contoh anda pasti tau Renaldi kasali, seorang professor enterperneur dulunya juga pernah tidak naik kelas. Tetapi sekarang menjadi orang sukses. Banyak contoh-contoh yang lainya. Semoga Sukses bagi anda semua yang mengulang ingat gagal bukan menghakiri segalanya…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar