Belajar Untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar untuk Hidup Belajar Sepanjang Hidup Belajar Untuk Hidup Belajar sepanjang hidup

Senin, 02 Juli 2012

Penididkan Berkarakter

Pada Tahun 2010 pemerintah leah mencangkan tentang pendidikan berkarakter. Program ini merupakan suatu trobosan sebagai salah satu "alat" pembentukan generasi melalui pendidikan. Program ini bukan tanpa alasan, ini di latar belakangi dengan kehidupan bangsa ini secara umum yang begitu carut marut. Korupsi, perkelaihan pelajaran, kejahatan, dan kemerosotan moral yang lainya.
Sayang kita semua sepertinya begitu tidak sabar dengan program-program yang baik dalam pendidikan ntersebut antara lain , program pendidikan dasar 9 tahun, sertifikasi guru dan dosen, Kurikulum tingkat satuan pelajaran (KTSP) dan penididkan karakter bangsa. Kita sepertinya lupa pembangunan dalam pendidikan  yang berkaitan dengan mental, kepandaian atau kecerdasan baik untuk siswa maupun guru dan dosen ini tidak serta merta dapat nampak hasilnya. Ini sangat berbeda dengan pembangunan fisik atau infrastruktur. Sekali ada uang bangun dan sudah jadi dan dapat dilihat dan dirasakan. Tetapi untuk pembangunan mental arau kecerdasan ini jika kita mulai dai tahun ini mungkin bisa kita rasakan dalam kurun waktu 5 atau 10 tahun yang akan datang. Pembangungan pada siswa mungkit kita bisa lihat secara sesungguhnya setelah dia lulus atau saat dia dimasyarakat apakah bisa menerapkan ilmu yang didapatkan di sekolah. Untuk guru dan dosen juga demikian, setelah lulus sertifikasi atau PLPG ini perlu pengenapan sebangai pengetahuan kemudia guru atau dosen tersebut mencerna dan berusaha menerapkan dalam pelaksanaan pendidikan sehingga tumbuh menjadi guru dan dosen yang profesional, dan sekali laghi ini perlu waktu karena ini yang dibangu mentalnya. Penidikan karakter bangsa ini juga perlu waktu , walaupu guru ditekankan menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan pendidikan karakter bangsa ini pun juga perlu waktu penyesuaian pecernaan dan penjiwaan dari perangkat ini. Filosofinya akan hampir sama dengan pembuatan logam mempunyai sifat magnet. Kita tidak bisa mengharapkan logam yang kita gesek menjadi magnet jika logam pengosoknya bukan magnet. Sama dengan pendidikan berkarakter kita tidak bisa mengharapkan anak-anak kita berkarakter yang baik jika "pengeseknya" sudah berkarakter. Pengesek dalam dunia pendidikan antara lain, Orang tua, guru,masyarakat ( lingkungan ). Masalah utamanya apakah komponen-komponen tersebut telah berkarakter ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar