Rabu, 24 Maret 2010
Sama dengan tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan Ujian Nasional ( UN) tetap saja di warnai oleh masalah-masalah kecurangan yang sebenarnya dengan tipe-tipe masalah yang sama. Jenis pelanggaran yang terjadi antara lain kebocoran soal, munculnya jawaban palsu, kesalahan dalam membagikan soal atau salah soal. Masalah-masalah itu sepertinya selalu muncul dan pihak pemerintah sepertinya selalu sulit untuk menyelesaikan masalah tersebut. Munurut saya masalah tersebut perulu dicari penyelesaiannya sampai pada akar masalahnya. Sehingga masalah-malasah tersebut dapat diselesaikan dengan tuntas. Masalah yang pelik adalah bagaimana soal tersebut bias bocor baik soal maupun jawabanya. Ini sebenarya masalah yang serius untuk segera ditangani. Bila dilihat dari motif ekonomi, seperinya baik yang menyediakan dan yang membutuhkan merupakan suatu ikatan “setan” yang perlu diurai dan dicarikan solusi sampain tuntas. Bila dipikir-pikir jika soal tersebut sampai bocor demikian pula jawabanya maka yang harus introspeksi diri adalah pihak-pihak terkait dengan pembuatan, pengetikan , penggandaan maupun siapa yang mengamankan soal tersebut. Kita semua harus jujur demi perbaikan pelaksanaan UN ke depan. Tapi karena adanya penyediaan dan penawaran maka ikatan “setan “ itu terjadi. Pihak yang membutuhkan juga merupak pihah-pihak yang tidak bias dikatakan sebagai piha yang benar, melainkan juga sebagai pihak yang seharusnya ikut bertanggung jawab kepada perbaikan pedidikan Indonesia. Artikel ini bukan untuk untuk menyudutkan suatu pihak tertentu atau pihak-pihak lain, tetapi lebih menekankan kepada suatu ungkapan dari seseorang yang sangat merindukan suatu perbaikan nyata bagi dunia pendidikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar